SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN "CAHAYA AS-SALAM" 'KITAB, AL-QURAN, HADITS, OASE ISLAM, BLOG TUTORIAL '

Selasa, 23 Februari 2010

Merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw (Maulid Nabi)

Beberapa hari lagi, tepatnya pada tanggal 12 Rabi'ul Awal, masyarakat Muslim di seluruh dunia akan merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw., manusia pilihan yang membawa rahmat bagi semesta alam.

Namun ada beberapa ulama yang kurang setuju kepada mereka yang merayakan hari lahir Nabi Muhammad Saw. (Maulid Nabi), mereka mengatakan hal tersebut adalah bid'ah yang diada-ada yang keliru dan melarang umat Islam untuk merayakannya.


Dan untuk itu saya akan kutipkan fatwa berikut yang dikeluarkan oleh Syekh `Atiyyah Saqr, mantan ketua Komisi Fatwa Al-Azhar, dan juga dari Syekh Yusuf Qardhawi, kepala Dewan Fatwa dan Penelitian Eropa (ECFR) sekaligus presiden dari Persatuan Ulama Muslim Internasional (IAMS),

Fatwa tentang perayaan kelahiran Nabi (Maulid Nabi) oleh Syekh 'Atiyyah Saqr

Nabi Muhammad Saw., mengatakan bahwa hari dimana ia dilahirkan adalah hari yang istimewa. Seperti diketahui dalam agama Islam bahwa seorang Muslim harus mempergunakan kesempatan di hari-hari yang diberkati dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, umat Islam semestinya merayakan kelahiran Nabi Muhammad Saw. sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah Swt. karena telah membimbing mereka ke dalam Islam melalui Nabi Muhammad Saw.

Oleh sebab itu, merayakan hari lahirnya Nabi Muhammad Saw. hukumnya boleh selama dalam merayakannya tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang. Sedangkan untuk 'heboh' dalam perjamuan makan, hal ini bersumberkan kepada ayat Al-Qur'an: (Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.) (Al-Baqarah 2: 172)

Menurut saya merayakan sesuatu yang sifatnya relijius seperti maulid Nabi adalah dianjurkan terutama di zaman sekarang bagi kalangan anak muda yang telah melupakan tentang maulid Nabi dan hikmah dibalik merayakannya karena mereka dimanjakan dengan perayaan-perayaan lainnya.

Merayakan kegiatan yang mulia seperti maulid Nabi seyogyanya diisi dengan menceritakan tentang Sunnah dan kehidupan beliau, membangun masjid, institusi keagamaan dan bentuk amal baik berupa sedekah atau lainnya yang mengingatkan orang tentang kehidupan Nabi serta perjuangan yang beliau lakukan.

Untuk itu, boleh hukumnya untuk merayakan maulid Nabi sebagai ungkapan rasa cinta kita kepada beliau dan usaha kita untuk mengikuti beliau sebagai panutan asalkan dalam perayaannya tidak melibatkan sesuatu yang dilarang oleh agama. Beberapa hal yang dilarang itu seperti bercampurnya pria dan wanita, bersikap tidak pantas di dalam masjid dan ikut serta melakukan bid'ah yang salah seperti menyembah kuburan dan lainnya yang bertentangan dengan ajaran Islam. Jika seandainya apa-apa yang dilarang dalam perayaan maulid Nabi sudah melampaui batas maka mereka harus menghentikannya guna menghindari pelanggaran dan kerugian seperti apa yang sudah diatur menurut Islam.

Fatwa tentang perayaan kelahiran Nabi (Maulid Nabi) oleh Syekh Yusuf Al-Qardhawi

Kita semua tahu bahwa para Sahabat Nabi Muhammad Saw. tidak pernah merayakan hari kelahiran Nabi, Hijrah ataupun perang Badar, hal ini dikarenakan mereka menyaksikan sendiri semua kejadian itu selama mereka hidup bersama Nabi Muhammad Saw. dan itu tetap membekas dalam hati dan pikiran mereka.

Sa`ad bin Abi Waqas mengatakan bahwa mereka begitu bersemangat menceritakan kepada anak-anak mereka tentang cerita peperangan yang dialami oleh Nabi Muhammad Saw. seperti halnya mereka begitu bersemangat mengajarkan Al-Qur'an kepada mereka. Oleh karena para sahabat terbiasa mengingatkan ke anak-anak mereka tentang apa yang terjadi semasa hidup Nabi Muhammad Saw. maka mereka tidak perlu untuk mengadakan perayaan seperti maulid Nabi. Namun generasi selanjutnya mulai melupakan sejarah gemilang kehidupan Nabi dan hikmah yang ada dibaliknya. Jadi perayaan seperti maulid Nabi diadakan sebagai upaya untuk menghidupkan kembali jejak-jejak kehidupan Nabi dan nilai-nilai yang dapat kita pelajari yang terdapat didalamnya.

Sayangnya, perayaan seperti maulid Nabi akan melibatkan hal-hal baru yang harus diadakan guna mengingatkan masyarakat tentang kehidupan yang pernah dijalani oleh Nabi Muhammad Saw. Sebenarnya merayakan kelahiran Nabi (maulid Nabi) berarti merayakan lahirnya Islam. Kesempatan seperti itu dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat bagaimana kehidupan Nabi Muhammad Saw..

Allah Swt. berfirman: (Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.) (Al-Ahzab 33: 21)

Disamping merayakan maulid Nabi juga ada perayaan Hijrah Nabi, perayaan Hijrah Nabi semestinya mengajarkan kepada umat Islam tentang nilai-nilai seperti pengorbanan, pengorbanan para Sahabat beliau, pengorbanan Sayyidina 'Ali ra. yang tidur menggantikan Nabi Muhammad Saw. ketika beliau hijrah, dan pengorbanan dari Asma' binti Abu Bakar yang mendaki Jabal Thur guna mengantarkan makanan bagi Nabi dan ayahandanya. Kita semestinya mengajarkan mereka bagaimana penyusunan rencana yang dilakukan oleh Nabi ketika beliau berangkat untuk Hijrah dan bagaimana beliau yakin kepada Allah Swt. sebagaimana dia yakinkan hal itu kepada Abu Bakar ra.: Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah 9: 40)

Kita memerlukan semua pembelajaran dan perayaan itu sebagai upaya untuk menghidupkan kembali hikmah dan nilai-nilai yang bisa diambil. Saya pikir jika perayaan seperti maulid Nabi ini dilakukan dengan cara yang benar akan menghasilkan manfaat yang sangat besar seperti mendekatkan kembali umat Islam kepada ajaran Islam dan Sunnah Nabi serta akhlak beliau semasa hidupnya.

Referensi: Islamonline.net


2 komentar:

Anonim mengatakan...

berarti maulid nabi boleh di adakan ya pak?

CAHAYA AS-SALAM mengatakan...

kalo menurut saya pribadi tidak apa2.

Posting Komentar